Saturday, 22 August 2009

Resensi Buku Baru | Sang Sutradara dan Wartawati Burung


Judul Buku : Sang Sutradara dan Wartawati Burung
Penulis : Gerson Poyk
Penerbit : Kakilangit Kencana
Tebal : 139 Halaman
Terbit : Juni 2009

Ambisi Sang Sutradara Tua

SETIAP orang selalu memiliki ambisi dalam hidup ini. Ambisi bak pisau bermata dua, bila terlalu diperbudak maka melahirkan manusia ambisius yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Bila ambisi ditata secara apik, maka akan menjadi sebuah obsesi yang selalu memacu semangat untuk berkarya.

Membaca novel Sang Sutradara dan Wartawati Burung karya Gerson Poyk, disodorkan kisah tentang ambisi seorang sutradara tua bernama Papa To’o untuk dikenang sebagai sutradara besar. Papa To’o mampu mewujudkan ambisinya itu dengan melahirkan berbagai film berkualitas.

Alhasil dia dikenal sebagai sutradara kelas atas dan banyak mengorbitkan bintang film beken. Satu sisi kariernya begitu gemilang, namun di sisi lain kehidupan rumah tangganya berantakan. Dikarunia tiga orang anak dan sukses memberikan pendidikan yang baik, tak membuat hubungan dengan istrinya, Mama Emma harmonis.

Bahkan hubungan keduanya semakin meruncing di kala usianya sudah senja. Ditambah adanya sengketa perebutan tanah yang mereka beli di Kuta, Bali. Urusan ini pun harus melibatkan aparat kepolisian untuk menyelesaikan karena jalan kekeluarga sudah tertutup.

Urusan dengan hukum membuat sang sutradara menjadi bahan pemberitaan besar. Di sini dia bertemu dengan seorang wartawati yang tertarik dengan kasus dan kisah hidupnya. Lalu, sang wartawati ini berencana membuat biografinya, sebuah kebetulan karena sang sutradara berambisi membukukan kisah suksesnya.

Kisah dan konflik yang ditawarkan dalam novel terbitan Kakilangit Kencana ini begitu sederhana. Bahasa yang digunakan dan cara bertutur sang penulis pun ringan, sehingga bisa jadi bacaan santai saat senggang. Dan, temukan jawaban akhir kisah sang sutradara dan ambisinya.(wasis wibowo)

No comments:

Post a Comment