Friday 1 May 2009

Resensi Buku Baru | The Sky is Carzy


Buku : The Sky is Crazy
Penulis : Yvonne Lee
Penerbit : Gradien Mediatama
Tebal : 238 Halaman
Terbit : April 2009
Harga : Rp27.000



Kegilaan di Ketinggian 35.000 Kaki


RESENSI buku baru
kali ini mengupas buku The sky is Crazy karya Yvonne Lee. Buku baru terbitan Gradien Mediatama ini menceritakan suka duka tugas seorang pramugari. Kebetulan penulis yang berasal dari Malaysia ini adalah mantan pramugari maskapai penerbangan internasional.

Berkarier sebagai pramugari tentu sebuah pilihan yang diidamkan banyak kaum hawa dan sangat prestise karena tak semua perempuan bisa melakukannya. Apalagi karier sebagai pramugari memiliki kesan wah, glamor, mewah, cantik, dan terpelajar. Betapa tidak, seragam dan make up yang menarik, serta selalu bepergian ke kota terkenal di seluruh dunia dengan pesawat.

Singkat kata karier menjadi pramugari meningkatkan dejarat seseorang dengan segala pencitraannya yang serba sempurna. Karena memang pekerjaan sebagai pramugari menuntut kesempurnaan dan detail yang tepat. Salah sedikit saja, bisa mencoreng citra maskapai penerbangan bahkan menimbulkan efek yang fatal bagi keselamatan penerbangan dan penumpang.

Namun, siapa yang tahu. Di balik pencitraan yang serba sempurna pekerjaan sebagai pramugari juga menyimpan sejuta cerita unik, mengelitik, jenaka, dan juga gokil. Bekerja di ketinggian 35.000 kaki, berpindah dari satu kota ke kota lain di belahan dunia dalam hitungan jam, bertemu dengan ratusan orang yang memiliki tabiat berbeda, ternyata begitu menguras tenaga, kesabaran, dan daya tahan tubuh.

Rutinitasnya pun kerap mengundang kejenuhan. Bayangkan saja setiap hendak take off pramugari harus memperagakan penggunaan sabuk pengaman. Padahal penumpang sering banyak yang tak memperhatikan dan menganggap pramugari sebagai robot elektronik saja.

Belum lagi ketika harus menyajikan makanan untuk penumpang. Bila pesawat itu berbadan besar, seperti Boeing 737 atau DC 10, yang mampu membawa ratusan penumpang, maka pramugari harus beratusan kali juga menawarkan menu kepada penumpang setiap kali baru mengudara. Bayangkan sendiri bagaimana seorang pramugari harus ratusan kali mengucapkan kalimat yang sama persis seperti, “Tuan, nyonya, mau makan ayam atau daging,?”

Iya kalau semua berjalan normal. Padahal tak sedikit penumpang yang iseng sehingga menimbulkan gangguan. Saat peragaan pemasangan sabuk pengaman, kerap ada penumpang memanggil untuk dicontohkan dari dekat hanya sebagai alasan untuk berkenalan. Atau ketika makan, ada penumpang yang ditanya ingin makan apa, malah menjawab, “saya ingin dicium Anda.”

Siapa yang tak dongkol. Namun, seorang pramugari dituntut harus tetap memasang wajah ceria menghadapi penumpang yang iseng sekalipun. Itu belum seberapa, dalam perjalanan berjam-jam di ketinggian menghadirkan tingkah pola penumpang yang tak normal. Tidur di bangku semaunya, membuka sepatu tanpa peduli jempolnya bau, merokok berlama-lama di toilet, atau bahkan ada yang bercinta di sembarang tempat.

Semua suka, duka, dan kegilaan bekerja di dalam pesawat diungkapkan secara jenaka oleh Yvonne Lee dalam buku The Sky is Crazy yang diterbitkan Gradien Mediatama. Yvonne begitu lancar menuangkan cerita dalam buku setebal 238 halaman ini karena dia merupakan mantan pramugari asal Malaysia di sebuah maskapai penerbangan internasional.

Hanya saja dalam penyajian cerita yang terbagi dalam 29 bagian, pembaca khususnya dari Indonesia harus sedikit berusaha mencerna untuk memahami ceritanya. Pasalnya, masih ada beberapa kata menggunakan bahasa Malaysia yang terdengar agak asing dan mungkin tak sopan. Misalnya, ada bab judul Awas! Coli Melayang! Dalam bahasa Malaysia Coli artinya bra atau BH, namun dalam bahasa Indonesia bermakna berbeda.

Namun, buku ini tak sekadar menyajikan cerita yang kocak dalam berbagai peristiwa di dalam pesawat, juga menyimpan pelajaran berharga bagi yang hendak berkarier sebagai pramugari. Betapa seorang pramugari tetap manusia biasa yang perlu dihormati dan dihargai, serta bisa berperilaku layaknya kebanyakan pekerja di bidang lain.

Bagaimana mereka tertidur di dalam kabin yang sempit selama berjam-jam sehingga ada kalanya lupa menutup beberapa bagian penting dalam pesawat. Perasaan ketakutan yang mencekam setiap saat, apalagi mendengar cerita kecelakaan pesawat terbang. Harus beradaptasi dalam waktu cepat begitu tiba di sebuah negara dan dalam waktu hitungan jam harus berada di dalam pesawat lagi.

Buku yang menarik dan menghibur karena mengungkap sisi jenaka dari pekerjaan seorang pramugari dan kru pesawat. Apalagi mereka berinteraksi dengan ribuan manusia yang berbagai bangsa dengan tingkah polah yang berbeda. Andai ada pramugari Indonesia yang bisa menulis cerita seperti ini, pasti lebih seru. (wasis wibowo)

No comments:

Post a Comment