Wednesday, 9 December 2009
Jangan Berpikir Jadi Pengusaha | Resensi Buku Baru
Judul Buku : Jangan Berpikir Jadi Pengusaha
Penulis : Samurai
Penerbit : Indie Publishing
Tebal : 202 Halaman
Terbit : 2009
Provokasi untuk Berwirausaha
BEGITU membaca judul buku ini “Jangan Berpikir Jadi Pengusaha dan Jangan Pernah Berpikir Jadi Entrepreneur” pasti kita akan tersenyum atau bahkan merasa tersindir. Kebanyakan buku bisnis memberi judul yang dibuat agar mampu merangsang gairah pembaca untuk berwirausaha atau memotivasi untuk berbisnis. Dari judulnya saja buku ini berani tampil berbeda dari buku bisnis lainnya.
Nama penulisnya pun terdengar cukup nyentrik kalau nggak mau disebut agak nyeleneh, Samurai. Namun, mendengar nama Samurai, bagi para wirausaha atau tokoh bisnis di Jawa Timur, khususnya Surabaya pasti sudah tidak asing dengan sosok yang satu ini. Apalagi pada sampul bukunya ini, foto profilnya pun terpampang jelas dengan pose yang begitu ‘pede’.
Melihat dari luar, sepintas buku ini memang nyentrik. Bukan hanya judul dan nama penulisnya saja, penampilan sampul buku berwarna merah muda (pink) ditambah logo “Mengapa Harus Best Seller?” di sudut kanan atas, mampu membuat kita tersenyum simpul. Saya menilai buku ini cukup provokatif dan ini sebuah cara yang menarik untuk menggaet orang agar membeli dan membacanya.
Penampilan buku yang provokatif ini mencerminkan isinya. Dalam buku setebal 202 halaman yang diterbitkan Indie Publishing ini mampu membangkitkan hasrat orang yang membacanya untuk berwirausaha atau menggeluti dunia bisnis.
Penulis dengan gaya bahasa yang cair dan disisipi bahasa gaul mengajak bagaimana melihat setiap peluang yang ada di sekitar kita. Kemudian, diubah menjadi sebuah kegiatan bisnis yang menarik dan tentunya mendatangkan keuntungan.
Semua disampaikan dengan memberi contoh yang nyata, seperti keberanian pengusaha ternama, Ciputra ketika membangun proyek Ancol padahal daerah itu sebelumnya merupakan daerah kumuh. Atau contoh yang membuat kita merasa ‘tersindir’ dengan menceritakan betapa menjadi karyawan harus bekerja ekstra keras namun hasil yang didapat sudah terukur.
Dua bagian lainnya dalam buku ini, penulis memberikan suntikan motivasi agar tidak pernah menyerah ketika menghadapi berbagai kendala dan musibah dalam berwirausaha. Tak ketinggalan beberapa taktik jitu yang sederhana untuk mendongkrak pendapatan dalam berbisnis.
Semuanya disampaikan dengan sederhana dan begitu membumi sehingga tidak membuat pembaca mengawang-awang. Misalnya, strategi penjual soto di Surabaya yang mampu mengaet banyak pembeli dengan mengadakan undian hadiah berupa Magic Jar. Penulis begitu fasih membeberkan kiat-kiat sederhana yang manjur, karena banyak bergaul dengan banyak wirausaha sukses yang merintis usaha dari nol. Apalagi penulis berkecimpung dalam bisnis dan mengalami sendiri jatuh bangun dalam serta pahit manis berbisnis.
Buku ini menunjukkan kepada kita bahwa untuk memulai berwirausaha dan menjadi sukses itu bukan hal yang susah. Cukup butuh tekad yang kuat, pantang menyerah, berani mengarungi risiko, dan cerdik menerapkan strategi yang sederhana.
Penulis pun menegaskan, berwirausaha tak selalu harus bermodal besar, dan fasilitas yang lengkap. Semua hanya butuh keberanian, keberanian untuk memulai, keberanian untuk bermimpi, dan keberanian menghadapi risiko. Jadi jika Anda tak punya keberanian, seperti judul buku ini, sebaiknya “Jangan Berpikir Jadi Pengusaha dan Jangan Pernah Berpikir Jadi Entrepreneur.”
Memang ada beberapa editing kata yang kurang sempurna dan penyingkatan kata akibat dari penggunaan bahasa gaul dan logat Suroboyoan yang sedikit mengganggu. Bila dilengkapi ilustrasi atau foto, buku ini akan lebih hidup dan semakin “Berani”. (wasis wibowo)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment