Monday, 25 May 2009

Resensi Buku Baru | Waroeng Legendaris Soerabaja


Judul : Waroeng Legendaris Soerabaja
Penulis : A-Honk, Edo, Ajax
Penerbit : LinguaKata
Terbit : Mei 2009
Tebal : 117 Halaman


60 Tempat Makan Legendaris Surabaya

KOTA Surabaya selama ini identik sebagai kota yang hiruk pikuk, panas, dan sumpek. Padahal Kota Pahlawan ini menyimpan begitu banyak kekayaan khas yang jarang diungkap, misalnya kekayaan kuliner Suroboyoan.

Di Ibu Kota Jawa Timur ini begitu banyak tempat-tempat makanan tradisional yang telah melegenda secara turun temurun. Tentunya dengan berbagai menu khas yang juga sudah begitu melegenda, seperti lontong balap, lontong kikil, tahu campur, rujak cingur, rawon, kikil, sampai belut goreng.

Tentu ini menjadi tempat yang menyenangkan wisata kuliner yang menyenangkan. Apalagi harga yang dipatok rata-rata pas dengan isi kantong dan sajian tradisional yang juga pas di lidah. Agar Anda tak melewatkan sajian khas Jawa Timur, perlu rasanya membaca dulu buku Waroeng Legendaris Soerabaja yang ditulis A-Honk, Edo, dan Ajax.

Sebab, buku yang diterbitkan LinguaKata ini menyajikan 60 tempat makan legendaris di Surabaya. Bukan hanya mengupas jenis menu yang dihidangkan, buku ini melengkapi dengan denah lokasi, waktu buka, dan juga daftar harga. Semua membuat Anda mudah menemukan dan memilih menu sesuai selera. (wasis wibowo)

Friday, 15 May 2009

Resensi Buku Baru | Miskin Tapi Sombong


Judul : Miskin Tapi Sombong
Penulis : Iwan Sulistiawan
Penerbit : Ufuk Publishing House
Terbit : April 2009
Tebal : 202 Halaman
Harga: Rp39.500


Menertawakan Kesombongan, Mengelitik Kemiskinan

HAKIKATNYA kesombongan yang ditampilkan seseorang atau sekolompok masyarakat pasti akan selalu menghadirkan sikap perlawanan dari orang lain atau kelompok lain. Bisa berupa sikap mengucilkan, mencibir, membenci, bahkan yang paling radikal menimbulkan pemberontakan dan perlawanan frontal.

Begitu pula halnya dengan kemiskinan. Nasib yang tak beruntung dari seseorang atau sekolompok masyarakat ini, bakal menerbitkan iba, belas kasih, bahkan tetesan air mata dari penjuru jagat.

Lalu, apa jadinya bila kesombongan –sebuah sifat yang begitu dibenci seluruh makhluk di muka bumi dan dimurkai Sang Pencipta- malah menghadirkan tawa? Atau kemiskinan yang seharusnya menyayat-nyayat hati menjadi sebuah fenomena yang menggelitik?

Tampaknya hal itu bakal dianggap sebagai sebuah kebohongan atau bahkan fenomena yang tak mungkin terjadi. Namun, semua itu dibuktikan oleh Iwan Sulistiawan yang dijuluki Bung Kelinci melalui buku yang ditulisnya berjudul Miskin Tapi Sombong. Dalam buku mungil berisi 202 halaman yang diterbitkan Ufuk Publishing House ini, menampilkan rekaman anomali kisah kesombongan dan kemiskinan yang terjadi di masyarakat Indonesia.

Ketika seorang yang menunjukkan kesombongannya, malah tampak konyol sehingga mengundang tawa orang di sekitarnya. Seperti pada tulisan berjudul Ditelepon Kawan Lama, mengisahkan seseorang yang ketika menerima telepon sahabat lamanya mengaku sebagai eksekutif dan sedang makan siang menu lobster di restoran mewah bersama kolega bisnis. Padahal temannya menelepon tak jauh dari warung pecel lele tempat dia makan siang sendirian.

Atau pada artikel berjudul Di SD Bilingual. Ketika guru menanyakan hobi siswanya dengan bahasa Inggris, semua tak mau kalah gengsi. Sampai ada seorang siswa yang mengaku hobi main golf, sepak bola, basket, dan hokey. Tentu hobi luar biasa bagi seorang siswa SD, apalagi beberapa olahraga tak ada di Indonesia. Ketika ditanya gurunya bagaimana dia bisa melakukan semua hobinya, dengan enteng dijawab I play them in my playstation.

Begitu juga dengan serangkaian kisah kemiskinan yang menjadi sangat menggelitik. Pada artikel berjudul Nyambi, menceritakan perjuangan sopir omprengan yang mati-matian menghidupi keluarganya setiap sore sampai malam. Padahal pagi harinya, dia harus mengajar menjadi seorang guru.

Kisah lain yang cukup menarik pada tulisan berjudul Jadwal Gajian? yang menceritakan seorang pegawai rendahan yang bergegas ke kantor untuk mengambil uang gajian untuk mengobati anaknya yang sakit. Tak dinyana, sesampai di kantor jadwal gajian ditunda karena alasan sepele, atasannya libur keluar kota.

Banyak lagi kisah yang menggelitik dan unik dalam buku baru ini yang berisi sekitar 80 judul. Anda tak perlu menelaah dalam-dalam untuk memaknai isinya, cukup baca dan nikmati saja. Dijamin terhibur karena isinya mampu membuat Anda terkekeh bahkan air mata meleleh.

Bukan hanya tragedi kemanusiaan yang direkam secara apik dengan bahasa ala pantun yang menarik. Ada pelesetan yang menyerempet-nyerempet cerita soal seks sehingga membuat pipi merona, tanpa jatuh menjadi kisah jorok atau pornografi. Ada pula kisah yang bernuansa religi yang dikemas ringan dan menarik sehingga mampu membuat pembaca tersenyum simpul.

Walaupun tampak sebagai kisah ringan yang menghibur karena menyoroti tingkah masyarakat yang unik dan menggelitik. Sejatinya penulis memahami kondisi masyarakat yang sebenarnya. Bagaimana kemiskinan yang menimpa bukan akibat kemalasan, tapi karena dirancang secara struktur. Ketika kesombongan sengaja dilakukan dalam keadaan sadar, bukan karena sedang lupa diri.

Melalui buku mungil ini, penulis mengajak kita becermin dengan cara yang kocak. Tanpa harus menceramahi, tanpa menggurui, dan tanpa memerintah. Namun, efeknya cukup dalam, bahwa selama ini kesombongan kita merupakan guyonan dan polah kita bak pelawak.

Soal kemiskinan, kita tampak senang membuat orang lain susah dan pura-pura menolong bak dewa turun dari langit. Meski ada juga yang mengenaskan, betapa orang miskin pun ternyata ikut terpapar kesombongan. (wasis wibowo)

Sunday, 3 May 2009

Resensi Buku Baru | Cerdas Mengasuh Anak


Judul Buku : Cerdas Mengasuh Anak
Penulis : AN Ubaedy
Penerbit : Kinza Books
Tebal : 144 Halaman
Terbit : Mei 2009


Bijak Mengasuh dan Mendidik Anak


BUKU baru karya AN Ubaedy berjudul Cerdas Mengasuh mengungkapkan berbagai cara mengasuh dan mendidik anak. Memang mengasuh dan mendidik anak sepintas dianggap sebagai sebuah aktivitas yang mudah dan pekerjaan yang dilakukan sambil lalu. Apalagi ada sebagian orangtua menganggap anak akan besar dan belajar sendiri seiring dengan bertambahnya usia nanti. Jadi mengasuh dan mendidik anak dianggap bukan prioritas utama sehingga bisa dititipkan kepada pengasuh anak atau saudara.

Padahal, mengasuh dan mendidik anak adalah hal yang cukup serius dan disikap dengan bijaksana. Membesarkan anak butuh seni dan penangganan yang ekstra sabar, agar anak kelak tumbuh menjadi manusia yang sejati, tidak sekadar sempurna secara fisik. Di sinilah sebenarnya orangtua memegang peranan penting yang tak bisa digantikan orang lain.

Jadi tak usah heran bila sudah besar banyak anak yang tidak akur dengan orangtua, tidak komunikatif, bahkan sering melawan. Sebab, sejak kecil anak dan orangtua tidak memiliki getaran hidup yang sama walaupun mereka tinggal satu rumah. Orangtua selalu mengedepan egonya dan anak tumbuh tak terkendali dengan berbagai nilai dari luar yang tak tersaring.

Bila anak sudah tumbuh semakin besar, maka tugas untuk mendidiknya jauh lebih sulit. Jadi sebaiknya begitu anak terlahir ke dunia, orangtua harus berusaha mengambil porsi yang lebih besar untuk membimbingnya. Sesibuk apa pun tugas dan pekerjaan, jangan pernah melalaikan dan memperhatikan mengasuh dan mendidik anak.

Karena orang-orang yang sukses dan berkepribadian besar, tak pernah melupakan untuk mendidik atau sekadar berinteraksi dengan anaknya. Mendiang Presiden Amerika Serikat Robert Kennedy selalu menyediakan waktu untuk bermain dengan anak-anaknya di Gedung Putih, Jenderal Douglas McArthur selalu mendoakan anaknya meski berada di medan perang pasifik yang ganas.

Bahkan Rasulullah SAW yang dikenal sebagai pemimpin, panglima perang, dan nabi, begitu mencintai anak cucunya. Dia rela punggungnya dinaiki kedua cucunya Hasan dan Husen agar mereka gembira. Bahkan dia kerap mencium kepala anak-anaknya dan mengatakan, kalau aku merindukan harum surga, saya mencium kepala Fatimah (putri Rasulullah SAW).

Dalam buku Cerdas Mengasuh Anak yang diterbitkan Kinza Books, mengungkapkan betapa pentingnya peran orangtua dalam membentuk karakter dan pertumbuhan anak. Buku yang ditulis AN Ubaedy –seorang motivator sumber daya manusia- menyajikan berbagai metode tentang mengasuh anak yang harus dijalani secara bijaksana dan penuh kesabaran. Penulis menitik beratkan pada dua kunci, kebijaksanaan dan kesabaran, karena hal itu merupakan faktor utama untuk sukses mendidik anak agar tumbuh menjadi manusia yang utuh.

Buku yang cukup ringkas setebal 144 halaman membantu bagi para orangtua untuk memahami pentingnya mendidik dan mengasuh anak. Buku ini mengajak orangtua mengambil porsi yang lebih besar dalam kehidupan anak, agar mereka tetap memahami dan memiliki getaran yang sama dengan anak-anaknya.

Buku yang terdiri dari Sembilan bab ini memberikan alternatif dan perbandingan kepada orangtua pola mendidik yang benar. Bukan itu saja, buku ini dilengkapi cara mengenali dan mengoptimalkan potensi pada anak. Sehingga kelak anak akan tumbuh mandiri dan percaya diri. Satu yang perlu diingat, sukses mendidik anak menjadi indikator kesuksesan orangtua. (wasis wibowo)

Friday, 1 May 2009

Resensi Buku Baru | The Sky is Carzy


Buku : The Sky is Crazy
Penulis : Yvonne Lee
Penerbit : Gradien Mediatama
Tebal : 238 Halaman
Terbit : April 2009
Harga : Rp27.000



Kegilaan di Ketinggian 35.000 Kaki


RESENSI buku baru
kali ini mengupas buku The sky is Crazy karya Yvonne Lee. Buku baru terbitan Gradien Mediatama ini menceritakan suka duka tugas seorang pramugari. Kebetulan penulis yang berasal dari Malaysia ini adalah mantan pramugari maskapai penerbangan internasional.

Berkarier sebagai pramugari tentu sebuah pilihan yang diidamkan banyak kaum hawa dan sangat prestise karena tak semua perempuan bisa melakukannya. Apalagi karier sebagai pramugari memiliki kesan wah, glamor, mewah, cantik, dan terpelajar. Betapa tidak, seragam dan make up yang menarik, serta selalu bepergian ke kota terkenal di seluruh dunia dengan pesawat.

Singkat kata karier menjadi pramugari meningkatkan dejarat seseorang dengan segala pencitraannya yang serba sempurna. Karena memang pekerjaan sebagai pramugari menuntut kesempurnaan dan detail yang tepat. Salah sedikit saja, bisa mencoreng citra maskapai penerbangan bahkan menimbulkan efek yang fatal bagi keselamatan penerbangan dan penumpang.

Namun, siapa yang tahu. Di balik pencitraan yang serba sempurna pekerjaan sebagai pramugari juga menyimpan sejuta cerita unik, mengelitik, jenaka, dan juga gokil. Bekerja di ketinggian 35.000 kaki, berpindah dari satu kota ke kota lain di belahan dunia dalam hitungan jam, bertemu dengan ratusan orang yang memiliki tabiat berbeda, ternyata begitu menguras tenaga, kesabaran, dan daya tahan tubuh.

Rutinitasnya pun kerap mengundang kejenuhan. Bayangkan saja setiap hendak take off pramugari harus memperagakan penggunaan sabuk pengaman. Padahal penumpang sering banyak yang tak memperhatikan dan menganggap pramugari sebagai robot elektronik saja.

Belum lagi ketika harus menyajikan makanan untuk penumpang. Bila pesawat itu berbadan besar, seperti Boeing 737 atau DC 10, yang mampu membawa ratusan penumpang, maka pramugari harus beratusan kali juga menawarkan menu kepada penumpang setiap kali baru mengudara. Bayangkan sendiri bagaimana seorang pramugari harus ratusan kali mengucapkan kalimat yang sama persis seperti, “Tuan, nyonya, mau makan ayam atau daging,?”

Iya kalau semua berjalan normal. Padahal tak sedikit penumpang yang iseng sehingga menimbulkan gangguan. Saat peragaan pemasangan sabuk pengaman, kerap ada penumpang memanggil untuk dicontohkan dari dekat hanya sebagai alasan untuk berkenalan. Atau ketika makan, ada penumpang yang ditanya ingin makan apa, malah menjawab, “saya ingin dicium Anda.”

Siapa yang tak dongkol. Namun, seorang pramugari dituntut harus tetap memasang wajah ceria menghadapi penumpang yang iseng sekalipun. Itu belum seberapa, dalam perjalanan berjam-jam di ketinggian menghadirkan tingkah pola penumpang yang tak normal. Tidur di bangku semaunya, membuka sepatu tanpa peduli jempolnya bau, merokok berlama-lama di toilet, atau bahkan ada yang bercinta di sembarang tempat.

Semua suka, duka, dan kegilaan bekerja di dalam pesawat diungkapkan secara jenaka oleh Yvonne Lee dalam buku The Sky is Crazy yang diterbitkan Gradien Mediatama. Yvonne begitu lancar menuangkan cerita dalam buku setebal 238 halaman ini karena dia merupakan mantan pramugari asal Malaysia di sebuah maskapai penerbangan internasional.

Hanya saja dalam penyajian cerita yang terbagi dalam 29 bagian, pembaca khususnya dari Indonesia harus sedikit berusaha mencerna untuk memahami ceritanya. Pasalnya, masih ada beberapa kata menggunakan bahasa Malaysia yang terdengar agak asing dan mungkin tak sopan. Misalnya, ada bab judul Awas! Coli Melayang! Dalam bahasa Malaysia Coli artinya bra atau BH, namun dalam bahasa Indonesia bermakna berbeda.

Namun, buku ini tak sekadar menyajikan cerita yang kocak dalam berbagai peristiwa di dalam pesawat, juga menyimpan pelajaran berharga bagi yang hendak berkarier sebagai pramugari. Betapa seorang pramugari tetap manusia biasa yang perlu dihormati dan dihargai, serta bisa berperilaku layaknya kebanyakan pekerja di bidang lain.

Bagaimana mereka tertidur di dalam kabin yang sempit selama berjam-jam sehingga ada kalanya lupa menutup beberapa bagian penting dalam pesawat. Perasaan ketakutan yang mencekam setiap saat, apalagi mendengar cerita kecelakaan pesawat terbang. Harus beradaptasi dalam waktu cepat begitu tiba di sebuah negara dan dalam waktu hitungan jam harus berada di dalam pesawat lagi.

Buku yang menarik dan menghibur karena mengungkap sisi jenaka dari pekerjaan seorang pramugari dan kru pesawat. Apalagi mereka berinteraksi dengan ribuan manusia yang berbagai bangsa dengan tingkah polah yang berbeda. Andai ada pramugari Indonesia yang bisa menulis cerita seperti ini, pasti lebih seru. (wasis wibowo)